KORAN TALK – Nama dokter Ngabila Salama mendadak viral dan ramai dihujat imbas pamer gajinya per bulan.
Sosok dokter Ngabila Salama yang merupakan Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mendadak ramai diperbincangkan di media sosial.
Sejumlah dokter mengkritik sikap Ngabila yang dianggap sombong dengan mengaku sebagai teman dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin hingga mengumumkan jumlah gajinya di media sosial.
Sikap Ngabila dianggap tidak peka dengan penghasilan banyak dokter yang bertugas di daerah.
Melalui Twitter pribadinya, Ngabila sempat pamer memiliki pendapatan atau take home pay (THP) sebesar Rp 34 juta per bulan.
“Saya teman Menkes tiap saat bisa saya kritik kapan saja. Saya bukan bawahnnya. ASN mah kalau mau jilat itu jilat atasannya langsung promosiin. Saya eselon 4 di DKI, THP sudah Rp 34 juta sebulan ngapain capek-capek jadi eselon 2 Kementerian (Kesehatan). Kalau gak kenal saya, jangan nakal,” tulis melalui akun Twitter @Ngabila
Cuitan tersebut menuai kritik dan kecaman dari banyak warganet.
"Kyk begini kok jd dokter, anda tidak malu dok ngmg begitu. Makanya klo ngetik tuh otaknya dipake. Ups lupa klo anda ga punya otak. Hahhahhhaa," tulis @anakbaru51
"Hati2 bu dlm bermedsos apalgi d Twitter..pengorbanan dedikasi dan penghargaan yg anda dapat akan lenyap seketika bak di telan bumi karena kesombongan dan kuliti hbis jejak digital anda, apalgi yg ktanya teman Menkes, bkn jmn orba ni bwa2 bekingan trs org jd takut, mlh sebaliknya," tulis @OrteghaJoe
Sadar bahwa cuitannya berujung kontroversi, Ngabila lantas menghapus cuitan tersebut
Dia juga meminta maaf karena akhirnya Dinkes DKI tempat ia bekerja ikut terbawa opini pribadinya di lini masa.
"Bismillah mhn maaf bagi sejawat dan saudara yg krg berkenan dgn postingan saya ini. Semoga kesejahteraan nakes trs diupayakan krn itu yg utama dlm perjuangan & 6 pilar kes. Sdh sy teruskan kpd stakeholder smg kita bs sama2 mengawal barakallah, salam sehat, sukses selalu semua," cuitnya
“Saya juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang dirugikan juga instansi saya atas perbuatan yang tidak bijak tersebt. Semoga Allah selalu memberi kemudahan, rizki, kesuksesan untuk semua saudara saya yang membaca. Nikmat sehat yang tak terhingga dan kebahagiaan brsm keluarga. Aamiin YRA,” imbuh Ngabila.
Namun, sejumlah pihak menyayangkan tindakan Ngabila di tengah perbedaan pendapat antara kubu yang pro RUU Kesehatan dan kubu yang menolak.
Ngabila sendiri dikenal sebagai dokter yang lebih pro terhadap RUU Kesehatan.
Di tengah kegaduhan soal pamer gaji, Ngabila terus menjawab kontroversi yang dituduhkan kepadanya.
Ia bahkan mengumumkan sejumlah program yang sudah dia lakukan dan prestasi yang dia peroleh selama ini
Warganet pun meminta Ngabila agar sebaiknya tidak banyak bicara lagi agar persoalan tak berlarut.
"Ngabila, kata gua mending lu diem dulu dah daripada blunder mulu di twitter trs diserang warga. Ngapain kek bil, masukin motor ke ruang tamu, cetekin rice cooker, isi air es di botol, nyabutin rumput, ngukur jalan. Serius dah," tulis Naajmi W
"mba..sudahilah.. Keep low profile, jgn counter trs, memancing netijen yg ga niat komen jd gedeg juga lama2 Btw itu korannya bukan koran nasional apa ga malu pamer? Jd memancing kami pengen ketawa, masuk koran dg berita prestasi pribadi tu pasti krn penawaran dr wartawannya," tulis @paramiswari7
"Pada Jumat barokah ini, dari kaka @Ngabila maka sa msh perlu belajar, apaka tindak tanduk medsos sa sudah linear, sejalan dgn tanggung jawab moral keilmuan di bawah naungan nama @dokterparu ? Sepertinya belum. Dan sa perlu stop dulu & introspeksi. Fame is unhealthy," tulis @dokterparu.
Baca Juga : KPK Tanggapi Jaksa EKT Peras Keluarga Tersangka Narkoba: Tidak Cukup Hanya Dicopot Tapi Dipidana
Sosok Ngabila Salama
Ngabila Salama wanita kelahiran Jakarta, 25 Oktober 1989 itu berada di posisi sebagai Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.
Dikutip dari KORAN TALK, saat ditemui secara eksklusif di Kantor Dinkes DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023), Ngabila menceritakan bahwa ia sempat bingung untuk memilih antara dua universitas usai ia menempuh pendidikan SMA.
Ngabila mengaku bahwa ia keterima di Universitas Airlangga, Surabaya dan Universitas Indonesia, Depok dalam waktu yang bersamaan.
Ia menceritakan saat itu dirinya menggunakan nilai rapor ketika seleksi di Universitas Airlangga.
"Alhamdulillah saya adalah salah satu dari 20 orang terpilih di seluruh Indonesia untuk masuk ke Universitas Airlangga," ujar Ngabila.
Namun ternyata, Ngabila lebih memilih Universitas Indonesia. Ia pun menceritakan bagaimana proses dirinya keterima di Universitas Indonesia.
"Saya ikut SBMPTN dengan ratusan ribu orang di Universitas Indonesia. Ternyata, saya masuk dalam daftar 300 orang yang lolos di Fakultas Kedokteran," ucap wanita yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara itu.
Karena lokasi universitas yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Duren Sawit, Jakarta Timur, Ngabila akhirnya menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan studi di Universitas Indonesia.
Selama menempuh pendidikan S1, Ngabila sangat aktif berkiprah di organisasi. Ia tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), dan tahun 2010 hingga 2011 dipercaya untuk menjadi koordinator humas.
Ngabila menjelaskan, jiwa kepemimpinan tersebut mendarah daging diturunkan dari sang ayah bernama Racob Yacob yang merupakan seorang seniman.
"Alhamdulillah saya lulus tepat waktu selama lima tahun pada Agustus 2012. Lalu saya melanjutkan magang sekaligus pengabdian selama satu tahun di Kalianda, Lampung Selatan," tandas Ngabila.
Pada tahun 2014, Ngabila melanjutkan perjalanan studinya dengan meneruskan sekolah jenjang S2 di Universitas Indonesia.
"Karena keinginan saya di bidang public health (kesehatan masyarakat), maka saat S2 saya ambil jurusan Kesehatan Masyarakat," tutur ibu dari tiga orang anak laki-laki itu.
Kemudian saat ini, Ngabila tengah menempuh pendidikan S3 dengan jurusan yang sama saat ia belajar di jenjang S2.
Berkiprah di Dinkes DKI Jakarta
Menjalani karier di Dinkes DKI Jakarta menjadi perjalanan yang panjang bagi Ngabila.
"Jadi setelah lulus S1 di Universitas Indonesia pada Agustus 2012, saya sempat mengabdi di Kalianda, Lampung Selatan selama satu tahun," ujar Ngabila.
Setelah pulang di tahun 2013, Ngabila mengikuti penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di tempat tinggalnya kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Ngabila menjalani seleksi CPNS yang membuka kuota 300 dokter di DKI Jakarta.
"Alhamdulillah saya lolos, dan tanggal 1 Maret 2014 saya sudah jadi CPNS di Puskesmas Duren Sawit," ucap wanita yang memiliki lesung pipi di sebelah kiri itu.
Tiga tahun ia bekerja di Puskesmas Duren Sawit, pada tahun 2017 ia dipindahkan ke Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur untuk mengurus penyakit TBC.
Kemudian pada Februari 2019, Ngabila dipindahtugaskan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menjadi Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta hingga saat ini.
(¯´•._.•TERIMAKASIH•._.•´¯)
Dapatkan Informasi Terupdate Pertandingan Bola Setiap Hari Hanya DI Sini
klik Link Ini ╰┈➤ ( BOLA SCOR )
¯´•._.•TERIMAKASIH•._.•´¯