KORAN TALK - Sebanyak enam anggota Brimob Polda Jambi ditahan di ruang khusus setelah diduga mengeroyok mahasiswa hingga menyebabkan rahang patah.
Dalam foto yang beredar di media sosial, para anggota Brimob itu tampak duduk, terkurung di dalam sel.
Mereka memakai seragam kedinasan. Dansat Brimob Polda Jambi Kombes Pol Nadi Chaidir membenarkan bahwa foto tersebut merupakan enam orang yang diduga terlibat kasus penganiayaan.
"Iya. Sekarang sudah diproses hukum di Polresta Jambi," katanya melalui sambungan telepon, Sabtu (6/5/2023).
Ia mengatakan pihaknya telah berkomitmen untuk melakukan proses hukum pelaku pengeroyokan sesuai hukum berlaku.
Sementara Kabid Humas Polda Jambi, Kombes Pol Mulia Prianto menuturkan para polisi itu sudah ditahan di tempat khusus (patsus).
Kini penyelidikan kasus dan kode etik terhadap para pelaku sedang diproses.
"Para personel tersebut sudah diambil tindakan, berupa penempatan khusus dan proses investigasi," kata Mulia.
Sampai sekarang, polisi belum merinci keterlibatan masing-masing personel Brimob tersebut.
Begitu pun juga identitas para terduga belum diungkap.
Sementara itu, seorang mahasiswa Sekolah Pelayaran Militer (SPM) Jambi, Angga Kurniawan yang mengaku sebagai korban pengeroyokan enam personel Brimob tersebut mengatakan, penganiayaan itu berlangsung pada Senin (29/4/2023) dini hari.
Angga pun mengaku trauma dengan peristiwa itu.
Baca Juga : Anies Baswedan Sindir Ganjar Pranowo, Ungkit Pertemuan dengan Buruh Tanpa Posting: Si Gubernur Itu
Kronologi versi korban
Menurut Angga, pengeroyokan terjadi di kawasan Paal Merah dan Kenali Asam Atas, Kota Jambi.
Ia juga mengaku ditodong senjata. Peristiwa pengeroyokan diawali saat para pelaku tampak sedang mencari seseorang di sekitar rumah keluarga Angga di Jelutung, Kota Jambi.
"Kami tidak kenal. Orang itu melihat-lihat rumah kami. Maka saya curiga dan bertanya kepada orang itu," kata Angga, Sabtu (6/5/2023).
Merasa dicurigai, salah satu dari pelaku membentak sepupu Angga, yang berada di lokasi.
Angga yang tidak terima, marah dengan pria asing tersebut. Terjadilah baku hantam di antara mereka.
Keributan berakhir setelah ayah Angga datang.
Selang beberapa lama kemudian, beberapa polisi berseragam lengkap datang.
Dari para polisi itu lah, Angga mengetahui bahwa pria yang berkelahi dengannya itu merupakan anggota Brimob.
"Awalnya saya tidak tahu kalau dia itu anggota, ternyata dia nyari temannya yang juga anggota yang ngekos di sini," ujar Angga.
Angga beberapa bulan lagi akan menjalani wisuda sebagai mahasiswa Sekolah Pelayaran Militer (SPM) Jambi.
Makanya, ia berharap segera sembuh
Keluarga Angga melaporkan kasus penganiayaan ini ke Polresta Jambi dengan nomor laporan: STPL/ b-279/ IV/2023/ SPKT III/ Polresta Jambi/ Polda Jambi.
Tidak hanya itu, kasus ini dilaporkan ke Propam Polda Jambi dengan nomor laporan: STPL/16/IV/2023/Yanduan.
Rahangnya Retak
Angga Kurniawan (20), mahasiswa korban pengeroyokan yang dilakukan oknum anggota Brimob Polda Jambi, Sabtu (29/4/2023) lalu akhirnya keluar.
Anggga disebut mengalami retak pada bagian rahangnya. Akibat peristiwa tersebut, Ia pun masih mengalami trauma akibat pengalaman buruk itu.
Keretakan rahang Angga dibuktikan dengan hasil rontgen di Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi. Kendati demikian, ia akan menjalani pemeriksaan kembali yang dilakukan dokter spesialis mulut.
"Kata dokter ini retak. Tetapi mau ditangani dokter ahli mulut biar lebih jelas, nanti hari Jumat. Retak di rahang kiri. Bagian ini yang ditendang," kata Angga, Jumat (4/5/2023).
Ia mengaku kesulitan mengonsumsi makanan berat. Terpaksa ia hanya memakan bubur.
"Kalau trauma pasti, kalau keluar sendiri. Apalagi kalau malam-malam. Masih terbayang, sampai sekarang takut keluar," tuturnya.
Tidak hanya itu, Angga akan mengalami sakit kepala jika berdiri. Saat ini, masih terdapat bekas benjolan di bagian kepalanya.
"Sudah lebih membaik. Jalannya masih lemas. Kalau tiba-tiba berdiri, ya pusing dan langsung pejamkan mata. Masih terasa benjol-benjol sedikit. Ditekan sakit. Telinga juga karena sempat berdarah," tuturnya.
Ia berharap dirinya segara sembuh karena akan wisuda sebagai mahasiswa Sekolah Pelayaran Militer (SPM) Jambi.
"Pingin cepat selesai. Karena mau wisuda bulan 6 awal ini. Teman-temannya tanyai. Baru kemarin kami bilang kena musibah," tuturnya.
Sementara itu, Hardyanti (27), kakak kandung Angga, menyampaikan rontgen ulang yang dilakukan dokter spesialis akan dilakukan hari ini Jumat (5/5).
"Kata dokter sebelumnya patah rahang dan retak. Makanya mau diperiksa lagi ahli mulut," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya Angga sudah menjalani rontgen di Rumah Sakit Bhayangkara. Namun, pemeriksaan itu hanya dilakukan di bagian kepala. Karena tidak puas, pihak keluarga membawa Angga ke Rumah Sakit Dr. Bratanata Jambi.
"Di rumah sakit polisi cuma rontgen batok kepala. Yang Angga keluhkan itu di sini (bagian rahang). Bapak merasa tidak puas karena Angga merasa sakit di rahang, sakit kalau menganga," katanya.
Saat ini, ujar Hardyanti, pihak keluarga fokus ke kesembuhan Angga.
"Kalau ada yang sangat fatal, takut kita. Ke depannya Angga bagaimana? Itu kan bisa terbawa seumur hidup," katanya.
Pihak keluarga berharap proses hukum kasus ini terus berlanjut. Mereka tidak ingin aparat penegak hukum berbuat seenaknya kepada masyarakat.
"Berjalan sesuai hukum, agar menjadi pelajaran buat anggota yang lainnya. Jadi dikasih efek jera, jangan seenaknya dengan masyarakat kecil," katanya.
Ia pun mengatakan memang terdapat 6 polisi yang sudah mengaku telah mengeroyok Angga dan meminta maaf.
"Kami maafkan, tetapi proses hukum terus berlanjut. Yang datang ke sini 6 orang. Mereka mengaku tapi tidak tahu siapa yang memijak Angga, pakai sepatu pula," katanya.
Dalam waktu dekat, pihak Angga akan memberikan keterangan kepada Polresta Jambi.
Diketahui, Angga mahasiswa di Jambi mengaku jadi korban pengeroyokan sejumlah anggota Brimob Polda Jambi.
Ia dianiaya, di sebuah kebun kosong benerapa waktu lalu.
(¯´•._.•TERIMAKASIH•._.•´¯)
Dapatkan Informasi Terupdate Pertandingan Bola Setiap Hari Hanya DI Sini
klik Link Ini ╰┈➤ ( http://www.scorebola.xyz/ )
¯´•._.•TERIMAKASIH•._.•´¯