Polisi berikan bimbingan kepada 15 siswa yang diprediksi ikut serta aksi tawuran di kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan( Jaksel). Para siswa itu dihukum bersujud di kaki orang tua.
" Hari ini aku berjumpa dengan para orang tua dari adik- adik kita yang pernah ikut serta tawuran di Lenteng Agung. 15 orang yang kami datakan. Mereka bersimpuh di hadapan orang tuanya," kata Kapolsek Jagakarsa, Kompol Multazam kepada wartawan, Jumat( 2/ 12/ 2022).
Multazam berkata 15 siswa itu memohon maaf kepada orang tua tiap- tiap. Dalam peluang itu, Multazam pula mengimbau para orang tua lebih mengawasi anak- anaknya
" Buat memohon maaf pada orang tua serta menegaskan orang tua buat melindungi buah hatinya supaya lebih positif lagi dalam berteman, sebab di luar sekolah kanak- kanak merupakan tanggung jawab orang tua serta keluarga," ucapnya.
Lebih lanjut, Multazam berkata pertemuan sujud 15 siswa kepada orang tuanya itu berjalan mudah. Ia pula menegaskan tawuran ialah aksi tidak terpuji yang merugikan bermacam pihak.
" Alhamdulillah kita dipertemukan serta dikumpulkan di mari, kami ingatkan kembali kalau tawuran ini perbuatan percuma serta negatif serta dapat merugikan seluruh pihak tercantum warga, sekolah serta para orang tua," ucapnya.
BACA JUGA: Tiga Tahun Covid-19, Perjalanan Pandemi yang Belum Usai
Lebih dahulu, suatu video yang memperlihatkan beberapa pelajar diprediksi tengah tawuran di kawasan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan( Jaksel), viral di media sosial. Para pelajar itu nampak masih menggunakan seragam sekolah.
Diprediksi Hanya Buat Konten
Tawuran itu terjalin dekat jam 15. 30 Wib pada Rabu( 30/ 11) kemarin. Ia berkata tawuran terjalin antarpelajar SMP, diprediksi cuma buat konten.
" Telah kami identifikasi sekolah yang ikut serta, 1 SMP Negara di Kelurahan Lenteng Agung serta 1 sekolah SMP di Kelurahan Jagakarsa," kata Multazam.
" Masih dugaan tawuran ya," imbuhnya.
Multazam menebak tawuran itu dicoba cuma buat membuat konten. Ia menyebut polisi masih mendalami motif tersebut.
" Tidak terdapat sajam yang ditemui, dugaan motif cuma buat konten, masih terus kita dalami," ucapnya.
Lebih lanjut, Multazam menerangkan grupnya pula berkoordinasi dengan kepala sekolah di daerah tersebut. Perihal itu dicoba buat menghindari terbentuknya aksi tawuran.
" Kami telah koordinasikan di tim para kepala sekolah tentang penangkalan tawuran serta hari ini aku berjumpa para Kepsek yang diprediksi mengaitkan anak didiknya," lanjutnya.