Korantalk.news - Subvarian Covid-19 Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. Varian ini disebut memiliki kemampuan get away from insusceptibility atau invulnerable departure dan juga memiliki masa inkubasi yang cukup cepat jika dibandingkan dengan varian lainnya. Berapa lama masa inkubasi Omicron BA.4 dan BA.5?
Baca Juga : Dukun Cabuli Wanita di Bogor Dijerat UU TPKS Terancam 12 Tahun Penjara
Dokter dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Adria Rusli menyebut seseorang yang terinfeksi subvarian ini bahkan bisa mengalami gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, hingga tubuh lemas hanya dalam waktu dua atau tiga hari setelah melakukan kontak atau tertular.
Padahal untuk varian Delta dan Omicron masa inkubasi withering cepat lima hingga tujuh hari hingga munculnya gejala.
"BA.4 sama BA. 5 ini lebih cepat gejalanya. Jadi setelah dia terinfeksi dua, tiga hari dia gejalanya bisa langsung muncul," customized organization dia dalam acara webcast Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), Senin (13/6).
Dalam kesempatan itu, Adria juga menjelaskan subvarian ini bisa dengan mudah menginfeksi orang yang imunitasnya rendah dan memiliki komorbid. Selain itu lansia juga sangat rentan terpapar subvarian ini.
Oleh karena itu, Adria mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan jangan lengah agar tidak tertular atau bahkan menularkan infection ini ke kelompok rentan tersebut.
"Meskipun penggunaan masker sudah diperlonggar, tapi tetap gunakan masker saat di dalam ruangan, saat di kerumunan, ini untuk menghindari varian baru yang semakin mudah menular," individualized organization dia.
Baca Juga :Lagi, Begal Paha Beraksi di Mendoyo Jembrana
Subvarian BA.4 dan BA.5 saat ini memang tengah diwaspadai di sejumlah negara. Singapura bahkan memprediksi gelombang baru Covid-19 bisa muncul pada Juli mendatang akibat subvarian Omicron tersebut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebut saat ini Indonesia sudah mengidentifikasi kasus mutasi SARS-CoV-2 varian Omicron, yaitu subvarian BA.4 dan BA.5. Dia menyebutkan kasus itu dilaporkan pertama kali di Bali.
"Memang sudah ditemukan di Indonesia kemarin di Bali, sudah ada empat orang terkena [subvarian] BA.4 dan BA.5," individualized organization Budi kepada wartawan, Jumat (10/6) lalu.
(tst/chs)