Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memberlakukan kebijakan baru untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng dengan mencabut harga eceran tertinggi ( HET) minyak goreng kemasan.
Otomsis, harga eceran minyak goreng kemasan aka dilepas ke mekanisme pasar. Hal ini yang membuat minyak goreng mendadak berlimpah, tetapi harganya meroket.
"Pada 16 Maret telah ditentukan Permendag Nomor 11 Tahun 2022 yang mencabut Permendag Nomor 11 Tahun 2022 tersebut baru sudah diundangkan,"kata Lutfi dalam reapat dengan komisi VI DPR, Kamis (12/3/2022).
Meski HET minyak goreng kemasan dicabut, pemerintah tetap menerapkan HET minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram yang akan disubsidi melalui Badan Pengelolah Dana Perkebunan Kepala Sawit.
Lutfi mengatakan, penjualan minyak goreng curah kepada konsumen wajib mengikuti HET curah dimana konsumen dimaksud adalah masyarakat serta usaha mikro dan usaha kecil.
Ia meyakini,meski harga minyak goreng kemasan melambung pascapencabutan Het, harga komoditas tersebut akan berangsur angsur turun seiring dengan makin banyaknya stok pasaran.
"Ya kita lihat, kan ini sekrang mereka jual di Rp 23.000, tetapi karena jumlahnya banyak nanti pasti akan turun juga,"kata Lutfi.
Pada saat yang bersamaan, kata lutfi, pemerintah juga akan menaikan pungutan ekspor minyak goreng sambil mencabut kebijakan domestic market obligation (DMO).
Harapannya, produsen minyak goreng nantinya akan lebih tertarik untuk menyalurkan hasil produksinya ke pasar dalam negri dari pada mengekspor ke Luar Negri.
"Akan terdapat keekonomian di mana akan lebih untung untuk menjualnya di dalam negri. Ini adalaa mekanisme Pasar. Karena ini mekanisme pasar, mudah mudahan dapat menjaga kestabilaln nasional untuk paling tidak pasokannya kepada masyarakat,"kata Lutfi.
Pada saat yang bersamaan, kata Lutfi, pemerintah juga akan menaikan pungutan ekspor minyak goreng sambil mencbut kebijakn domestic market obligation (DMO).
Harapannya produsen minyak goreng nantinya akan lebih teertarik untuk menyalurkan hasil produksinya ke pasar dalam negri daripada mengekspor ke Luar Negri.
"Akan terdapat keekonomian di mana akan lebih untung menjualnya di dalam negridaripada mengeskpor ke luar negri. Ini adalah mekanisme pasar. Karena ini mekinsme pasar, mudah mudah dapat menjaga kestabilan nasional untuk paling tidak pasokannya kepada masyarakat,"ujar Lutfi
Mengaku Salah
Dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Lutfi mengaku salah karena tidak memprediksi terjadinya invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan lonjakan harga sejumlah komoditas, termasuk minyak goreng.
Ketika berbincang dengan Duta Besar Ukraina akhir Februari lalu, Lutfi mengaku sempat menanyakan potensi invasi Rusia ke Ukraina.
Kepada Lutfi, Duta Besar Ukraina menyeut bahwa kedua negara sudah kerap cekcok. Namun, nyatanya, invasi tersebut mengakibatkan kenaika harga berbagai komoditas pangan dan energi. Harga batu bara hingga minyak pun melonjak tajam.
"Jadi tidak terbayang sama saya itu terjadi. Itu saya akui sepenuh hati dan memang saya tidak melihat kaca spion harga kenaikan ketika invasi Rusia itu menjadi luar biasa,"ujar Lutfi
Ia menjelaskan, invasi Rusia ke Ukraina berdampak terhahfap harga minyak goreng karena dua negara Eropa Timur itu merupakan produsen minyak biji bunga matahari.
"Ini menyebabkan harga CPO ( minyak sawit) loncat dari Rp 16.000 menjadi Rp 21.000, dan itu harga bhebasnya kemudian kalau di proses tambahb lagi Rp 3.000 premiumnya, menyebabkan perbedaannya hampir Rp 9.000, ini yng tidak bisa kita prediksi,"kata Lutfi.
Di samping itu. kata Lutfi, situasi glonbal meman menunjukan adanya kenaikan harga beragam komoditas pangan dan energi.
Jagung, misalnya, pada Maret 2022 harganya naik 97 persen dibandingka Maret 2020 atau masa awal pandemi Covid-19. Pda periode yang sama, harga sapi bakalan naik 67 persen.
Lalu, dibandingkan Maret 2020, harga gula pada Maret 2022 naik 47,6 persen, harga kedelai naikim 92,08 persen, harga minyak lebih dari 100 dollar AS.
"Jadi yang kita hadapi ini adalah badai di mana seluruh kenaikan harga komoditas dunia ini menjadi permasalahan internasional yang juga menjadi permasalahan kita,üjar Lutfi.
Lawan Mafia
Kendati demikian, Lutfi juga menduga ada tangan tangan nakal di dalam negri yang membuat minyak goreng langka di pasaran.
"Spekulasi kita,dedukasi kami adalah ini ada orang orang yang mengambil kesempatan di dalam kesempitan,"kata Lutfi.
Kecurigaan itu didasari oleh ketidaksesuaian anatara data stok minyak goreng dengan temuan di lapangan.
Ia mencontohkan, di Medan tercatat ada stok minyak goreng sebanyak 25 juta liter yang semestinya mencukupi bagi penduduk Medan yang jumlahnya sekitar 2,5 juta orang.
"Jadi satu orang itu menurut hitungan adanya 10 liter, saya pergi ke Kota Medan, saya pergi ke pasar, saya pergi ke upermarket tidak ada minyak goreng,"kata Lutfi.
Ia menyebutkan, situasi serupa juga terjadi si Surabaya dan jakarta yang jumlah stoknya semestinya berlimpah, tetapi langka di pasaran.
Meski tak bisa diatasi Kementrian Perdagangan sendirian, Lutfi menegaskan, ia dan pemerintah tidak akan menyerah untuk melawan praktik praktik mafia seferti itu.
Ia menyebutkan, pada seninj (21/3/2022) pekan depan akan ada calon tersangka mafia minyak goreng yang akan diumumkan kepada publik
"Saya, kita pemerintah, tidak pernah mengalah apalagi kalah dengan mafia, saya akan pastikan mereka ditangkap dan calon tersangkanya akan diumumkan hari Senin,"kata Lutfi.
Lutfi menuturkan, praktik yang dilakukan oleh para mafia tersebut antara lain mengahlikan minyak subsidi ke minyak industri, mengekspor minyak goreng ke luar negri, ataupun mengemas ulang minyak goreng agar bisa dijual dengan harga yang tak sesuai HET.
"Saya akan perangi dsan memastikan mereka yang mengajarkan itu akan dituntut di muka hukum,"ujar Lutfi.